Senin, 17 Januari 2022

BACAAN MIM MATI ( مۡ )



بِـاَلۡسِنَـتِكُمۡ ، وَ تَـقُولُونَ بِـاَفۡوَاهِكُمؐ ، مَّـا لَيۡـسَ لَكُمْ ، بِـهٖ [ النور ﴿١٥﴾ ]


BACAAN MIM MATI ( مۡ ) DINAMAKAN BACAAN SYAFAWI ( شفويا ), DAN BACAANNYA ADA 3 JENIS BACAAN ANTARA LAIN :


BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU SEMUA HURUF HIJA`IYAH ( حرف ٱلهجائية ), KECUALI BA ( ب ) DAN MIM ( مّ ),

MAKA DIBACA JELAS ( الۡاِظۡهَار ) UTUH TERBACA, DAN DINAMAKAN ( اظهارا شفويا ), SEPERTI :


BUNYI DARI AM LAM TAKUN DIBACA TETAP AM LAM TAKUN ( اَمۡ لَمۡ تَكُنۡ ), SEMUA JELAS ANTARA MIM MATI ( مۡ ) DAN LAM ( ل ) ATAUPUN TA ( ت ),


BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU BA ( ب ),

اَمۡـوَالَكُمْ بَيۡـنَكُمْ بِٱلۡبَـاطِلِ [ البقرة ﴿١٨٨﴾ ]


MAKA DIBACA SAMAR ( الۡاِخۡفَاء ) DISERTAI DENGUNG, DAN DINAMAKAN ( اخفاءً شفويا ), SEPERTI :


BUNYI DARI BATHOSYTUM BATHOSYTUM DIBACA BATHOSYTUMM BATHOSYTUM ( بَطَشۡتُمۡ بَطَشۡتُمۡ ), SEAKAN ADA BUNYI DENGUNG SAMAR (HM..) ANTARA MIM MATI ( مۡ ) DAN BA ( ب ), ADA JUGA BEBERAPA IMAM BESAR MENYAMARKANNYA DENGAN BUNYI ڠۡ (NG..) SEPERTI PADA NUN SUKUN DAN TANWIN


DAN BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU MIM ( مّ ),

MAKA DIBACA LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) MASUK DISERTAI DENGUNG, DAN DINAMAKAN ( ادغاما شفويا ), SEPERTI :


BUNYI DARI LAKUM MMIN ( لَكُمۡ مِّنۡ ) DIBACA LAKUM MIN ( لَكُمِّنۡ ), SEAKAN LONCAT LEBUR MIM MATI ( مۡ ) HILANG TAK TERBACA,


NAMUN UNTUK MIM ( م ) JIKA DARI KONTEKS HUKUM BACAAN SUKUN/MATI ( ںۡ ) BERTEMU SYIDDAH ( ںّ ) BISA DINAMAKAN ( ادغام المتماثلين ),




CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN, DAN JIKA ADA TA BULAT ( ـة ) SEBAB DIHENTIKAN DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI TA ( ة ) DIGANTI HA ( هۡ ).
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN).

BACAAN ALIF LAM ( الۡ )




BILA ALIF LAM ( ال ) BERTEMU ( ا , ب , ج , ح , خ , ع , غ , ف , ق , ك , م , و , ه , ي ), DINAMAKAN ALIF LAM QOMARIYYAH ( القـمريّة ),

MAKA ALIF LAM ( ال ) DIBACA JELAS ( الۡاِظۡهَار ), SEPERTI :


BUNYI القمرية JIKA DALAM BENTUK KATA, ALIF LAM ( ال ) JELAS UTUH TERBACA, SEPERTI DARI TULISAN AL-AWWALU ( اَلۡاَوَّلُ ) DIBACA AL-AWWAL(U) ( اَلۡاَوَّلۡ ), NAMUN JIKA DALAM BENTUK KALIMAT, LAM ( لۡ ) JELAS ( الۡاِظۡهَار ) UTUH TERBACA TETAPI ALIF ( ا ) LEBUR HILANG TAK TERBACA, SEPERTI ( بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ) DARI TULISAN BIROBBI AL-FALAQI ( بِرَبِّ اَلۡفَلَقِ ) DIBACA BIROBBIL-FALAQ(I) ( بِرَبِّلۡفَلَقۡ ),


DAN BILA ALIF LAM ( ال ) BERTEMU ( ت , ث , د , ذ , ر , ز , س , ش , ص , ض , ط , ظ , ل , ن ), DINAMAKAN ALIF LAM SYAMSIYYAH ( الشّمـسـيّة ),

MAKA ALIF LAM ( ال ) DIBACA LEBUR ( الۡاِدۡغَام ), SEPERTI :


BUNYI ٱلشمسية JIKA DALAM BENTUK KATA, LAM ( لۡ ) LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) HILANG TAK TERBACA TETAPI ALIF ( اَ ) JELAS UTUH TERBACA, SEPERTI ( ٱلسُّدُسُ ) DARI TULISAN AL-SSUDUSU ( اَلۡسُّدُسُ ) DIBACA AS-SUDUS(U) ( اَسُّدُسۡ ), NAMUN JIKA DALAM BENTUK KALIMAT, ALIF LAM ( ال ) SEMUA LEBUR HILANG TAK TERBACA, SEPERTI ( مَلِكِ ٱلنَّاسِ ) DARI TULISAN MALIKI AL-NNAAS(I) [MALIKI AL-NNĀS(I)] ( مَلِكِ اَلۡنَّاسِ ) DIBACA MALIKIN-NAAS(I) [MALIKIN-NĀS(I)] ( مَلِكِنَّاسۡ ),


BAIK القمرية ATAU الشمسية JIKA DALAM BENTUK KATA, BUNYI ALIF ( ا ) JELAS ( الۡاِظۡهَار ) UTUH TERBACA, NAMUN JIKA BENTUK KALIMAT, BUNYI ALIF ( ا ) LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) HILANG TAK TERBACA, SEPERTI :

KATA BERIKUT :


KALIMAT BERIKUT :


 .... وَّبِذِي ٱلۡقُرۡبٰي وَٱلۡيَتٰمٰي وَٱلۡمَسٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبٰي وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢۡبِ وَابۡنِ .... ←  .... وَّبِذِ لۡقُرۡبٰي وَلۡيَتٰمٰي وَلۡمَسٰكِينِ وَلۡجَارِ ذِ لۡقُرۡبٰي وَلۡجَارِ لۡجُنُبِ وَصَّاحِبِ بِلۡجَمۡبِ وَبۡنِ .... ﴿ القمرية * الشمسية ﴾


CIRI BACAAN الادغام BIASANYA ADA TANDA SYIDDAH ( ںّ ),

ADA PUN JIKA PADA SEPERTI KATA-KATA DIBAWAH, SEPERTI :

اَلۡزَمۡـنٰـهُ [ الاسراء ﴿١٣﴾ ]

MERUPAKAN لام الاسم DIBACA الاظهار

اَلۡسِنَـتِكُمۡ [ الروم ﴿٢٢﴾ ]

MERUPAKAN لام الاسم DIBACA الاظهار


ADA PUN BACAAN LAM YANG LAIN SEPERTI :

LAM BACAAN AL-JALALAH ( لفظ الجلالة ),

DIBACA TIPIS ( ترقق ) SEPERTI :


BUNYI BISMIL LAAH [ BISMIL LĀH ] DAN BIL LAAH [ BIL LĀH ] TERDENGAR JELAS SEPERTI HURUF A,


DAN DIBACA TEBAL ( تفخم ) SEPERTI :


BUNYI QOLAL LOOH [ QOLAL LŌH ] DAN 'ABDUL LOOH [ 'ABDUL LŌH ] TERDENGAR SEPERTI HURUF O.




CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN, DAN JIKA ADA TA BULAT ( ـة ) SEBAB DIHENTIKAN DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI TA ( ة ) DIGANTI HA ( هۡ ).
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN).

BACAAN الاِخۡفَاء



بَـشَـرࣨ تَـنْـتَشِرُونَ [ الروم ﴿٢٠﴾ ]



BILA NUN MATI ( نۡ ) ATAU TANWIN ( ںً , ںٍ , ںٌ ) BERTEMU ( ت , ث , ج , د , ذ , ز , س , ش , ص , ض , ط , ظ , ف , ق , ك ), DINAMAKAN BACAAN ( الۡاِخۡفَاء ),

MAKA NUN SUKUN/MATI ( نۡ ) DAN SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ) DIBACA SAMAR ( الۡاِخۡفَاء ), SEPERTI :


بَشَرٌتَنۡتَشِرُونَ

جَنّٰتٍ تَجۡرِي مِنۡ تَحۡتِهَا

وَالۡاُنۡثٰيٓ

اَيَّامٍ ثُمَّ

مِنۡ جُوعٍ

عَيۡنٌ جَارِيَةٌ

عِنۡدَ

دَكًّا دَكًّا

لِتُنۡذِرَ

نَارًا ذَاتَ

اُنۡزِلَ

صَعِيدًا زَلَقًا

اِنَّ ٱلۡاِنۡسَانَ

وَرَجُلًا سَلَمًا

مِنۡ شَرِّ

نَفۡسٌ شَيۡئًا

عَنۡ صَلَاتِهِمۡ

صَفًّا صَفًّا

وَمَنۡ ضَلَّ

عَذَابًا ضِعۡفًا

يَنۡطِقُونَ

صَعِيدًا طَيِّبًا

اُنۡظُرۡ

ظِلًّا ظَلِيلًا

يُنۡفِقُونَ

نَفۡسًا فَنَجَّيۡنٰكَ

مِنۡ قُوَّةٍ

شَيۡءٍ قَدِيرُ

مِنۡ كُلِّ زَوۡجٍ كَرِيمٍ


BUNYI NUN MATI ( نۡ ) SAMAR DISERTAI DENGUNG SEAKAN BUNYI ( NG { ڠۡ } ), SEPERTI DARI 'INDA ( عِنۡدَ ) DIBACA 'INGDA ( عِڠۡدَ ),
DAN BUNYI SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ) SAMAR DISERTAI DENGUNG SEAKAN BUNYI ( NG { ڠۡ } ) JUGA, SEPERTI DARI DAKKAN DAKKAN ( دَكًّا دَكًّا / دَكَّنۡ دَكًّا ) DIBACA DAKKANG DAKKAA [DAKKANG DAKKĀ] ( { كًّا } دَكَّڠۡ دَكَّا ).

ADAPUN JENIS BACAAN الۡاِخۡفَاء LAINNYA ADALAH JIKA MIM SUKUN ( مْ ) BERTEMU BA ( ب ) DINAMAKAN اخفاءً شفويًا BACAAN MIM SUKUN/MATI ( مۡ )




CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN, DAN JIKA ADA TA BULAT ( ـة ) SEBAB DIHENTIKAN DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI TA ( ة ) DIGANTI HA ( هۡ ).
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN).

BACAAN الاِدۡغَام



حَب٘ـلࣱ مِّنؐ مَّسَدٍ [ اللهب\ المسد ﴿٥﴾ ] 
اَوؐ وَّ [ المطففين \ التطفيف ﴿٣﴾ ]
كِـدؐتَّ [ الاسراء ﴿٧٤﴾ ]
نَخۡـلُـقؐـكُّمؐ [ المرسلات ﴿٢٠﴾ ]


BILA NUN MATI ( نۡ ) ATAU TANWIN ( ںً , ںٍ , ںٌ ) BERTEMU ( م , ن , و , ي ) DINAMAKAN ( ادغام بغنّة ) DAN JIKA BERTEMU ( ل , ر ) DINAMAKAN ( ادغام بلاغنّة ),

MAKA NUN SUKUN/MATI ( نۡ ) DAN SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ), PADA BACAAN ( ادغام بغنة ) DIBACA LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) DISERTAI DENGUNG, SEPERTI :


DAN NUN SUKUN/MATI ( نۡ ) DAN SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ), PADA BACAAN ( ادغام بلاغنة ) DIBACA LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) TANPA DISERTAI DENGUNG, SEPERTI :


BUNYI NUN MATI ( نۡ ) LEBUR HILANG TAK TERBACA, SEPERTI DARI MIN RROBBIKA ( مِّنۡ رَّبِّكَ ) DIBACA MIR ROBBIK(A) ( مِرَّبِّكۡ ), DAN BUNYI SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ) HILANG TAK TERBACA JUGA, SEPERTI DARI 'AAMILATUN NNAASHIBATUN ['ĀMILATUN NNĀSHIBATUN] ( عَامِلَةٌ نَّاصِبَةٌ / عَامِلَتُنۡ نَّاصِبَةٌ ) DIBACA 'AAMILATUN NAASHIBAH ['ĀMILATUN NĀSHIBAH] ( عَامِلَتُنَّاصِبَةۡ ),


KECUALI JIKA BACAAN الادغام DALAM BENTUK SATU KATA, MAKA NUN MATI ( نۡ ) DIBACA JELAS ( الۡاِظۡهَار ), SEPERTI :


BUNYI NUN MATI ( نۡ ) TETAP JELAS UTUH TERBACA, DARI FID-DUNYAA [FID-DUNYĀ] ( فِي ٱلدُّنۡيَا ) DIBACA FID-DUNYAA [FID-DUNYĀ] ( فِي ٱلدُّنۡيَا ),

CIRI JIKA DALAM SATU KATA BIASANYA TANPA TANDA SYIDDAH ( ںّ ).


ADA PUN JENIS BACAAN الادغام LAINNYA YANG DIBACA LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) ADALAH BILA SUKUN/MATI ( ںۡ ) BERTEMU SYIDDAH ( ںّ ) (HURUF BERGANDA/YANG DIBACA DUA KALI), ANTARA LAIN :

DINAMAKAN ( ادغام ٱلمتماثلين ) BILA YANG BERTEMU ANTARA SUKUN DAN SYIDDAH SEMUA حرف ٱلهجائية YANG SEJENIS, SEMISAL BA SUKUN/MATI ( بۡ ) BERTEMU BA SYIDDAH ( بّ ) ATAU TA SUKUN/MATI ( تۡ ) BERTEMU TA SYIDDAH ( تّ ), SEPERTI :


BUNYI SEBAGAIMANA BACAAN الادغام YANG DIBACA LEBUR, SIFAT SUKUN ( ںۡ ) YANG TIDAK BERBUNYI BERTEMU HURUF YANG SAMA, MAKA LEBUR LANGSUNG MASUK KE SYIDDAH ( ںّ ), SEPERTI DARI IDZHAB BBIKITAABII [IDZHAB BBIKITĀBĪ] ( اِذۡهَبۡ بِّكِتٰبِي / اِذۡهَبۡ بۡبِكِتٰبِي ) DIBACA IDZHAB BIKITAABII [IDZHAB BIKITĀBĪ] ( اِذۡهَبِّكِتٰبِي ),

NAMUN UNTUK MIM ( م ) JIKA DARI KONTEKS HUKUM BACAAN MIM SUKUN/MATI ( مۡ ), MAKA BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU MIM SYIDDAH ( مّ ) BISA DINAMAKAN ( ادغاما شفويا ).


LALU DINAMAKAN ( ادغام ٱلمتجانسين ) BILA YANG BERTEMU ANTARA SUKUN DAN SYIDDAH, TEMPAT KELUARNYA HURUF ( مخارج ٱلحرف ) DARI TEMPAT YANG SAMA MESKI BUNYI BERBEDA, SEMISAL 6 JENIS INI, DAL ( دۡ ) BERTEMU TA ( تّ ) ATAU SEBALIKNYA, TA ( تۡ ) BERTEMU THO ( طّ ) ATAU SEBALIKNYA, DZAL ( ذۡ ) BERTEMU DZHO (ظّ ) DAN BA ( بۡ ) BERTEMU MIM ( مّ ), SEPERTI :


BUNYI SEBAGAIMANA BACAAN الادغام YANG DIBACA LEBUR, SIFAT SUKUN ( ںۡ ) YANG TIDAK BERBUNYI BERTEMU HURUF YANG MEMILIKI TEMPAT KELUARNYA HURUF ( مخارج ٱلحرف ) SAMA, DENGAN BUNYI SEDIKIT BERBEDA, MAKA LEBUR LANGSUNG MASUK KE SYIDDAH ( ںّ ), SEPERTI DARI WA 'AD TTANAA [WA 'AD TTANĀ] ( وَعَدۡتَّنَا / وَعَدۡتۡتَنَا ) DIBACA WA 'AT TANAA [WA 'AT TANĀ] ( وَعَتَّنَا ).


DAN DINAMAKAN ( ادغام ٱلمتقاربين ) BILA YANG BERTEMU ANTARA SUKUN DAN SYIDDAH, TEMPAT KELUARNYA HURUF ( مخارج ٱلحرف ) DARI TEMPAT YANG TIDAK SAMA NAMUN BUNYI TIDAK BERBEDA, SEMISAL 2 JENIS INI, LAM ( لۡ ) BERTEMU RO ( رّ ) DAN QOF ( قۡ ) BERTEMU KAF ( كّ ), SEPERTI :


BUNYI SEBAGAIMANA BACAAN الادغام YANG DIBACA LEBUR, SIFAT SUKUN ( ںۡ ) YANG TIDAK BERBUNYI BERTEMU HURUF YANG MEMILIKI TEMPAT KELUARNYA HURUF ( مخارج ٱلحرف ) TIDAK SAMA, DENGAN BUNYI SERUPA/MIRIP, MAKA LEBUR LANGSUNG MASUK KE SYIDDAH ( ںّ ), SEPERTI DARI QUL RROBBII [QUL RROBBĪ] (قُلۡ رَّبِّيٓ / قُلۡ رۡرَبِّيٓ ) DIBACA QUR ROBBII [QUR ROBBĪ] ( قُرَّبِّيٓ ).


CIRI BACAAN الادغام BIASANYA ADA TANDA SYIDDAH ( ںّ ),


ADAPUN BACAAN GHUNNAH ( بغنّة ) YANG LAINNYA ADALAH MIM SYIDDAH ( مّ ) DAN NUN SYIDDAH ( نّ ),

MAKA DIBACA DENGAN DENGUNG ( بغنّة ), SEPERTI :

ثُمَّ اِنَّ [ النحل ﴿١١٠﴾ ]
مِّنِّي [ طه ﴿١٢٣﴾ ]
مِّنَّـا [ الانبياء ﴿٤٣﴾ ]


BUNYI MIM SYIDDAH ( مّ ) DAN NUN SYIDDAH ( نّ ) DISERTAI DENGUNG TEBAL.

ADA JUGA BACAAN الادغام LAINNYA SEPERTI PADA BACAAN ال YANG DINAMAKAN الادغام الشمسي




CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN, DAN JIKA ADA TA BULAT ( ـة ) SEBAB DIHENTIKAN DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI TA ( ة ) DIGANTI HA ( هۡ ).
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN), [ / ] (ATAU/SERUPA).

BACAAN الاِقۡلَاب



BILA NUN MATI ( نۡ ) ATAU TANWIN ( ںً , ںٍ , ںٌ ) BERTEMU BA ( ب ), DINAMAKAN BACAAN ( الۡاِقۡلَاب ),

MAKA NUN SUKUN/MATI ( نۡ ) DAN SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ) DIBACA GANTI ( الۡاِقۡلَاب ) DENGAN MIM SUKUN/MATI ( مۡ ), SEPERTI :


ذُرِّ يَّـةَۢ بَعۡـضُهَـا مِنۢ بَعۡـضٍ [ ال عمران ﴿٣٤﴾ ] 


NUN MATI ( نۡ ) BERTEMU BA ( بَ ) BI ( بِ ) BU ( بُ ),


TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ) BERTEMU BA ( بَ ) BI ( بِ ) BU ( بُ ),


BUNYI NUN MATI ( نۡ ) DIGANTI JADI MIM MATI ( مۡ ) DISERTAI DENGUNG, SEPERTI DARI LIJANBIHII [LIJANBIHĪ] ( لِجَنۡـۢبِهٖٓ ) DIBACA LIJAMBIHII [LIJAMBIHĪ] ( لِجَمۡـبِهٖٓ ),
DAN BUNYI SIFAT NUN MATI PADA TANWIN ( ںً / ںَنۡ , ںٍ / ںِنۡ , ںٌ / ںُنۡ ) DIGANTI MIM MATI ( مۡ ) JUGA, SEAKAN BUNYI (M) DISERTAI DENGUNG SEBELUM MASUK BA ( ب ), SEPERTI DARI MARROTINBAL ( مَرَّةٍ ۢ بَلۡ / مَرَّتِنۡ ۢ بَلۡ ) DIBACA MARROTIMBAL ( مَرَّتِمۡبَلۡ ).


CIRI الاقلاب BIASA ADA TANDA MIM م KECIL,




CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN.
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN), [ / ] (ATAU/SERUPA).

BACAAN الاِظۡهَار



مِنۡ اٰيَةٍ اَوۡ [ البقرة ﴿١٠٦﴾ ] 
مِّنۡ اَيَّـامٍ اُخَرَ [ البقرة ﴿١٨٤﴾ ] 


BILA NUN MATI ( نۡ ) ATAU TANWIN ( ںً , ںٍ , ںٌ ) BERTEMU ( ا , ح , خ , ع , غ , ه ), DINAMAKAN BACAAN ( الۡاِظۡهَار ),

MAKA NUN SUKUN/MATI ( نۡ ) DAN TANWIN ( ںً , ںٍ , ںٌ ) DIBACA JELAS ( الۡاِظۡهَار ), SEPERTI :


BUNYI NUN MATI ( نۡ ) DAN TANWIN ( ںً , ںٍ , ںٌ ) JELAS UTUH TERBACA TANPA DISERTAI DENGUNG, SEPERTI DARI MINHU ( مِنۡهُ ) DIBACA MINEH ( مِنۡهۡ ) DAN DARI LIROJULIN HAL ( لِّرَجُلٍ هَلۡ ) DIBACA LIROJULIN HAL ( لِّرَجُلٍ هَلۡ ),

ADAPUN JENIS BACAAN الاظهار YANG LAINNYA ADA PADA BACAAN MIM SUKUN DINAMAKAN اظهارا شفويا DAN PADA BACAAN BACAAN ال DINAMAKAN الاظهار القمري




CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN, DAN JIKA ADA TA BULAT ( ـة ) SEBAB DIHENTIKAN DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI TA ( ة ) DIGANTI HA ( هۡ ).
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN).

BACAAN القَلۡقَلَة



اَج٘ـلِب٘ [ الاسراء ﴿٦٤﴾ ]


BILA SUKUN/MATI ( ںۡ ) ADA PADA ( ب , ج , د , ط , ق ) DINAMAKAN BACAAN ( الۡقَلۡقَلَة ), BAIK ASLI BERTANDA SUKUN/MATI ( ںۡ ) ATAU PUN SEBAB DIMATIKAN (DIHENTIKAN/DIWAQOFKAN),

MAKA DIBACA MEMANTUL TIPIS/KECIL ( الصُّغۡرٰي ) JIKA ASLI BERTANDA SUKUN/MATI, DAN DINAMAKAN BACAAN QOLQOLAH SHUGHRO ( قلقلة ٱلصغري ), SEPERTI :


DAN DIBACA MEMANTUL TEBAL/BESAR ( الۡكُبۡرٰي ) JIKA DIMATIKAN (DIHENTIKAN/DIWAQOFKAN), DAN DINAMAKAN BACAAN QOLQOLAH KUBRO ( قلقلة ٱلكبري ), SEPERTI :


BUNYI SUKUN/MATI ( ںۡ ) MEMANTUL SEAKAN ADA BUNYI (E) SETELAH SUKUN KARENA DIPANTULKAN, SEPERTI JIKA ASLI SUKUN ( قلقلة ٱلصغري ) DARI LAQOD ( لَقَدۡ ) DIBACA LAQODE ( لَقَدۡ ) BUNYI (E) MEMANTUL TIPIS, DAN JIKA SEBAB DIMATIKAN ( قلقلة ٱلكبري ) DARI KASABA ( كَسَبَ ) DIBACA KASABE ( كَسَبۡ ) DAN BUNYI (E) MEMANTUL TEBAL,


CIRI القلقلة JIKA DIMATIKAN BIASANYA DI AKHIR KATA, KALIMAT, ATAU AYAT,




CATATAN LAIN : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN).