بِـاَلۡسِنَـتِكُمۡ ، وَ تَـقُولُونَ بِـاَفۡوَاهِكُمؐ ، مَّـا لَيۡـسَ لَكُمْ ، بِـهٖ [ النور ﴿١٥﴾ ]
BACAAN MIM MATI ( مۡ ) DINAMAKAN BACAAN SYAFAWI ( شفويا ), DAN BACAANNYA ADA 3 JENIS BACAAN ANTARA LAIN :
BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU SEMUA HURUF HIJA`IYAH ( حرف ٱلهجائية ), KECUALI BA ( ب ) DAN MIM ( مّ ),
MAKA DIBACA JELAS ( الۡاِظۡهَار ) UTUH TERBACA, DAN DINAMAKAN ( اظهارا شفويا ), SEPERTI :
BUNYI DARI AM LAM TAKUN DIBACA TETAP AM LAM TAKUN ( اَمۡ لَمۡ تَكُنۡ ), SEMUA JELAS ANTARA MIM MATI ( مۡ ) DAN LAM ( ل ) ATAUPUN TA ( ت ),
BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU BA ( ب ),
اَمۡـوَالَكُمْ بَيۡـنَكُمْ بِٱلۡبَـاطِلِ [ البقرة ﴿١٨٨﴾ ]
MAKA DIBACA SAMAR ( الۡاِخۡفَاء ) DISERTAI DENGUNG, DAN DINAMAKAN ( اخفاءً شفويا ), SEPERTI :
BUNYI DARI BATHOSYTUM BATHOSYTUM DIBACA BATHOSYTUMM BATHOSYTUM ( بَطَشۡتُمۡ بَطَشۡتُمۡ ), SEAKAN ADA BUNYI DENGUNG SAMAR (HM..) ANTARA MIM MATI ( مۡ ) DAN BA ( ب ), ADA JUGA BEBERAPA IMAM BESAR MENYAMARKANNYA DENGAN BUNYI ڠۡ (NG..) SEPERTI PADA NUN SUKUN DAN TANWIN
DAN BILA MIM MATI ( مۡ ) BERTEMU MIM ( مّ ),
MAKA DIBACA LEBUR ( الۡاِدۡغَام ) MASUK DISERTAI DENGUNG, DAN DINAMAKAN ( ادغاما شفويا ), SEPERTI :
BUNYI DARI LAKUM MMIN ( لَكُمۡ مِّنۡ ) DIBACA LAKUM MIN ( لَكُمِّنۡ ), SEAKAN LONCAT LEBUR MIM MATI ( مۡ ) HILANG TAK TERBACA,
NAMUN UNTUK MIM ( م ) JIKA DARI KONTEKS HUKUM BACAAN SUKUN/MATI ( ںۡ ) BERTEMU SYIDDAH ( ںّ ) BISA DINAMAKAN ( ادغام المتماثلين ),
CATATAN LAIN BUNYI : JIKA SUKUN BERTEMU SUKUN (SEBAB DIHENTIKAN) BAIK DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI SEAKAN ADA BUNYI (E) DIANTARA SUKUN DENGAN SUKUN, DAN JIKA ADA TA BULAT ( ـة ) SEBAB DIHENTIKAN DIAKHIR KATA, KALIMAT, ATAU PUN AYAT, MAKA BUNYI TA ( ة ) DIGANTI HA ( هۡ ).
CATATAN LAIN TANDA : [ ← ] (MENJADI/DIBACA), [ * ] (DAN), [ ٠ ] (BERTEMU/DENGAN).